Powered By Blogger

Senin, 05 Maret 2012

Sinopsis Empat Cerpen "Robohnya Surau Kami" A.A Navis


Cerpen pertama Robohnya Surau Kami
Pergolakan jiwa ini didominasi oleh tokoh kakek seorang garin, penjaga masjid. Tokoh kakek digambarkan seorang  yang taat beribadah. Hampir seluruh waktu hidupnya hanya digunakan untuk menyembah dan bersujud kepada Tuhan. Tidak ada lain. Kakek tidak bekerja, tidak pernah memikirkan anak dan istrinya. Kakek berharap dengan beribadah terus menerus ia akan mendapatkan surga di alam akherat. Tapi apa yang terjadi pergolakan jiwa dimulai ketika Ajo sidi membual, ia menceritakan dialog antara manusia yang  ada di neraka dengan Tuhan. Diceritakan bahwa haji saleh dan beberapa orang temannya harus masuk neraka. Padahal tidak disangsikan lagi bagaimana Haji saleh dengan taat dan rajinnya menyembah Tuhan. Cerita Ajo sidi ini sangat menohok batin kakek yang hidupnya memang mirip haji saleh. Peristiwa ini sungguh menekankan batin kakek sehingga seluruh pola perilakunya berubah. Kemudian puncak dari tekanan batin dan perasaan tak tertahankan ini, dia memutuskan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Cerpen kedua Anak Kebanggaan
            Pergolakan jiwa ini didominasi oleh Ompi sebagai tokoh utama. Digambarkan Ompi seorang ayah yang begitu berpengharapan besar pada anak semata wayangnya. Ia berharap anak semata wayangnya dapat memberikan kebanggan pada dirinya. Ia ingin Indra Budiman menjadi insinyur atau dokter. Ia berangan-angan dan yakin semua harapannya akan jadi kenyataan. Ia rela mengorbankan kekayaannya untuk mewujudkan angan-angannya. Sayang sekali harapan tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Indra pun gagal menjadi dokter. Semua orang tahu itu, namun Ompi tetap tidak mau menerima kenyataan ini. Ia beranggapan anaknya  telah sukses menjadi dokter.

Cerpen ketiga Topi Helm
Peristiwa jiwa dalam cerpen ini digambarkan oleh tokoh pak kari. Ia seorang tukang rem yang bekerja pada jalur kereta api padang panjang-kayu tanam. Diceritakan ia mendapatkan topi helm. Topi ini bukan sembarang topi melainakan topi ini mengandung sebuah makna yang sangat penting dan berharga bagi dirinya. Cintanya pada topi begitu dalam terbukti dengan menjaga topi itu dengan jiwa raganya. Rela berkorban demi topi itu. Ia meninggalkan gerbongnya demi untuk mengambil topi yang jatuh ke sungai bawah jembatan. Hal ini menyebabkan atasannya marah besar. Begitu besar kemarahan sang atasan sampai ia tega melempar topi pak kari ke dalam api yang menyala. Musnahlah topi itu.

Cerpen keempat Datang dan Perginya
Menggambarkan peristiwa jiwa rasa bersalah. Rasa bersalah yang dialami oleh tokoh ayah. Seorang ayah yang telah berbuat salah pada anaknya Masri. Rasa salah merupakan emosi yang umum seperti cinta dan dapat merusak seperti rasa benci. Tokoh ayah dalam cerpen ini sepanjang hidupnya selalu dibayangi oleh rasa bersalahnya. Meski setelah ia bertobat dari perbuatannya yang selalu mencari perempuan jalang. Perempuan ini lah yang menjadi pertengkaran dengan anaknya Masri. Setelah bertahun-tahun berlalu. Ia menyesal dalam kesendirian. Rasa bersalah timbul karena seseorang telah melakukan perbuatan keliru.