Powered By Blogger

Sabtu, 04 Januari 2014

Pengelolaan Kelas: “Pengaruh Positif Lingkungan Fisik terhadap Keberhasilan Tujuan Pembelajaran”

Suasana belajar yang kondusif merupakan kunci dan pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri dalam proses pembelajaran. Begitupun sebaliknya, suasana yang kurang kondusif atau kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa bosan dan kejenuhan. Untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif diperlukan berbagai fasilitas belajar, seperti: ruang kelas, perabot, dan alat pembelajaran. Suasana belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas peserta didik. Jadi di dalam pengelolaan kelas yang menjadi pendorong dalam membangkitkan samangat dari proses pembelajaran salah satunya yaitu suasana belajar yang kondusif atau menyenangkan. Hal ini mengharuskan guru seterampil mungkin untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar.

Agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan, perlu diperhatikan pengaturan dan penataan ruang kelas. Dalam penyusunan dan pengaturan ruang belajar yang perlu diperhatikan: Ukuran dan bentuk kelas, bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa, jumlah siswa dalam kelas.[1] Dalam pengelolaan kelas ini, yang menjadi objeknya adalah peserta didik. Hal ini menitik beratkan bagaimana cara guru dalam mengatur dan mengurus kelas dengan objek yang dikelolanya itu adalah peserta didik. Yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, penerangan, pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari dan bina suasana dalam pembelajaran.

Lingkungan fisik tempat belajar yang menyenangkan dan memenuhi syarat minimal dapat mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap keberhasilan tujuan pembelajaran.[2] Jadi lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Lingkungan fisik kelas berkaitan dengan penciptaan lingkungan yang baik dengan mendesain tempat duduk siswa agar  tercipta suasana kelas yang mendorong peserta didik belajar dengan baik. Pendidik  hendaknya mampu menciptakan lingkungan kelas yang membantu perkembangan peserta didik dengan

memotivasi dan menciptakan suasana kelas yang sehat. Sebuah lingkungan kelas hendaknya mencerminkan kepribadian pendidik, perhatian dan penghargaan kepada peserta didik.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembentukan lingkungan fisik kelas adalah: lingkungan kelas harus bersih dan sehat (karena kebersihan kelas berpengaruh pada kesehatan peserta didik), kelas seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan dan indah, tanggung jawab keadan fisik kelas ditanggung bersama, lingkungan fisik kelas harus mengandung unsur kesehatan. Lingkungan fisik meliputi:

Ruang tempat berlangsung proses belajar mengajar

Besarnya ruang kelas disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan dan memungkinkan semua siswa dapat bergerak leluasa tidak berdesak-desakan. Desainlah ruang kelas dengan berbagai hiasan yang mempunyai nilai pendidikan, agar para peserta didik tidak bosan ketika sedang di dalam kelas, melainkan merasa nyaman dengan ruang kelasnya. Seperti memasang poster yang berisikan kata-kata mutiara pendidikan yang memotivasi, poster-poster para pahlawan, dan hiasan bunga gantung.

Untuk pemeliharaan kebersihan kelas dapat dilakukan dengan cara membuat jadwal piket. Peserta didik secara bergiliran untuk membersihkan kelas. Setiap hari, pendidik memeriksa kebersihan dan ketertiban dikelas. Sedangkan untuk penataan keindahan ruang kelas dapat dilakukan dengan cara: memasang hiasan dinding yang mempunyai nilai edukatif. Contohnya   memasang Burung Garuda, Teks   Proklamasi, Slogan Pendidikan, poster Para Pahlawan, Peta atau globe. Mengatur tempat duduk peserta didik, lemari, rak buku secara rapi.  Dan merapikan meja pendidik dengan memakai taplak meja dan vas bunga.

Pengaturan tempat duduk

Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar. Dalam pengaturan tempat duduk, pentingnya memberikan jarak antar deret tempat duduk supaya tiap peserta didik tidak duduk berdesak-desakan. Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik memerlukaan tempat duduk yang nyaman dipakai. Maksudnya kursi dan meja yang layak pakai, bukan kursi dan meja yang sudah reot. Dengan begitu mereka dapat berkonsentrasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.

Pengaturan tempat duduk pendidik harus lebih tinggi dari tempat duduk peserta didik, agar setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik dapat terawasi oleh pendidik. Merolling tempat duduk juga penting untuk melatih penglihatan peserta didik pada papan tulis, juga agar setiap peserta didik yang satu dengan yang lainnya lebih akrab. Sehingga dalam satu tahun mereka dapat duduk berganti-gantian dengan teman-teman satu kelasnya, tidak dengan yang itu-itu saja.

Ventilasi, gordeng dan pengaturan cahaya

Pengaturan ventilasi, gordeng dan cahaya dalam proses pembelajaran penting sekali. Di mana ketika proses belajar mengajar ventilasi atau jendela lebih baik dibuka, agar ruang kelas tidak pengap. Sistem ventilasi yang kacau dapat menurunkan konsentrasi siswa. Begitupun dengan gordeng, jangan sampai ketika proses belajar mengajar berlangsung gordeng tidak dibuka, itu akan menimbulkan ruang kelas menjadi panas. Pada akhirnya dapat menimbulkan ketidak nyamanan peserta didik berada di dalam ruang kelas. Pengaturan cahaya juga penting, sebaiknya lampu dinyalakan agar semakin terang. Hingga peserta didik dapat melihat dengan jelas materi yang telah ditulis guru di papan tulis.

Kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan di dalam ruang kelas adalah : Ada ventilasi yang sesuai dengan ruangan kelas, sebaiknya tidak merokok, pengaturan cahaya perlu diperhatikan, cahaya yang masuk harus cukup dan masuknya dari arah kiri, jangan berlawanan dengan bagian depan.[3]

Pengaturan penyimpanan barang-barang

Di dalam kelas seharusnya ada lemari atau rak buku sebagai tempat menyimpanan buku-buku pelajaran, pedoman kurikulum, dan alat peraga yang menunjang pembelajaran. Jadi ketika akan digunakan, peserta didik lebih mudah mencarinya jika sudah ada tempatnya di dalam kelas. Sehingga waktu belajar peserta didik tidak terbuang percuma.

 

 


[1] Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 1996),  hlm 227

[2] Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran: Pengembangan Kompetensi Guru. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 167

[3] Hery Hernawan, Asep. Pengelolaan Kelas. (Bandung: UPI PRESS, 2006), hlm  9  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar